Wednesday, October 29, 2008

UPACARA TRADISIONAL DI JEPANG



Upacara tradisional di Jepang kebanyakan berasal dari Cina. Beberapa di antaranya telah lenyap. Tetapi, sekarang inipun hampir di setiap keluarga di Jepang masih menyelenggarakan bermacam-macam upacara tradisional.

Pertama, pada bulan Januari ada upacara Shogatsu (Tahun Baru). Di pintu masuk rumah-rumah dihiasi dengan ranting-ranting pohon cemara dan semacam tali yang dianggap suci. Pada pagi harinya mereka memakan kue Mochi. Banyak orang pergi bersembahyang ke kuil-kuil Bhuda dan tempat-tempat suci agama Shinto.

Pada permulaan bulan Pebruari ada Setsubun (Upacara sehari sebelum mulainya musim gugur menurut lunar kalender). Ini menandakan/dimaksudkan musim dingin yang panjang telah berakhir. Pada malam hari di waktu Setsubun, m ereka menabur-naburkan kacang dengan maksud bahwa dengan kacang-kacang itu mereka dapat mengusir setan jahat dan mengundang dewa keberuntungan ke dalam rumah-rumah mereka.

Pada tanggal 3 Maret ada Hina-matsuri, Yaitu hari festival Anak-anak Perempuan. Anak-anak perumpuan menghiasi rumahnya dengan boneka-boneka festival anak perempuan (Hino-ningyo: boneka Hina).

Pada tanggal 5 Mei adalah Festival Anak Laki-laki di mana anak laki-laki menaikan Koinobori (Bendera yang berbentuk ikan yang mempunyai ekor panjang).

Pada bulan Juli ada Tanabata, Yaitu Festival Bintang. Hanya pada malam hari saja satu kali dalam satu tahun Bintang Ushikai menyeberangi Ama no Gawa dan kemudian bertemu dengan Bintang Orihime. Ini merupakan cerita romantik dari legenda romantik Cina.

1 comment:

  1. ntar kita bareng ke acara festival itu ya zen, hehehehehe

    ReplyDelete